SABAR ITU TAK ADA BATASNYA
Oleh : Fadhil Chabiebah
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=381138621961583&set=o.199923580103505&type=3&theater
sabar itu tidak ada batasnya. low ada orang yg bilang begitu tu ada 2 kemungkinan (1) tidak bisa sabar dan syahwadnya tinggi, (2) orang itu tidak mengerti definisi dan tafsir dari kalimat sabar. jadi tak ayal mengatakan sabar itu terbatas.
Allah memposisikan orang2 yang sabar dalam posisi yang mulia, banyak dinyatakan didalam ayat-ayat Al qurán bahwa Allah bersama dengan orang2 yang sabar, Allah mencintai orang-orang yang sabar.
Ada 3 macam sabar, yaitu:
1 Sabar dalam ketaatan
2 Sabar dalam kemaksiatan
Kedua sabar diatas terkait dengan ikhtiar,
kemudian
3 Sabar dalam menerima cobaan
Sering presepsi manusia berada pd point ini
Dan 3 macam tingkatan sabar:
1. Sabar u/ meninggalkan Hawa Nafsu setingkat dgn orang yang bertaubat
2. Sabar atas apa yang menimpa setingkat dgn orang yang Zuhud
3. Mencintai apa yang diperbuat Tuhan thd diri kita setingkat dgn orang yang Siddiq
Bahkan ketika usaha kita u/ bersabar tidak dirasakan berat maka sdh termasuk SABAR
Penjabaran dari 3 macam sabar:
1. Sabar dalam Ketaatan
Pada dasarnya manusia memiliki 2 macam keadaan, yaitu:
- Sesuai dgn Hawa Nafsu Keadaan ini paling sulit u/ dikendalikan, shg kerap kali manusia menjadi melampui batas. Sabar dalam kesenangan lebih sulit dibandingkan ketka kita dalam keadaan sulit/ tertimpa musibah. Orang miskin lebih mudah bersabar dibandingkan orang kaya. Oleh karena itu harus bisa mengontrol diri agar selalu ingat dan menjaga ketaatan
- Tdk sesuai dgn Hawa Nafsu(kesenangan) kita Terkait dgn ikhtiar. Ketaatan merupakan lawan dr Hawa Nafsu, karena sebenarnya tabiat jiwa manusia tidak suka pada ubudiyah tapi lebih menyukai rubbubiyah.
(ini bukan soal tauhid ubudiyah. rubbubiyah atau uluhiyah melainkan aplikasi dari sifat Allah 99 asmaul husna. tauhid ke-esaan tidak ada pembagian ubudiyah,ulihiyah rubbubiyah, ke 3 sakte ini doktrin khowarij/salafy/wahaby/
2. Sabar dalam kemaksiatan
Hal ini juga terkait dgn ikhtiar manusia, seperti yang terdapat didalam Q.S. 16:90
,,Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran’’.
Namun kemaksiatan itu sendiri pada dasarnya sesuai dgn dorongan Hawa Nafsu.maka setiap ada rasa kesenangan atai bersitan AKU HARUS BEGINI AGAR BISA BEGITU, AKU MUSTI LAKUKAN INI SUPAYA TIDAK TURUN HARGA DIRIKU, kedengkian atas nama harga diri ini yg seringkali menjadikan kita u/ tidak lagi menggunakan akal sehat bahwa di situ terdapat batasan aturan agama
3. Sabar dalam menerima cobaan
Point ini terlepas dari ikhtiar manusia. Dalam sebuah Hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, ´´Sabar pada benturan pertama memiliki 900 tingkatan…“.
Sabar merupakan barang dagangan para Nabi. Dalam sebuah kisah Rasulullah menyuruh seorang ibu u/ bersabar atas kematian anaknya dimana ia meraung dan menangis menjerit. Namun ia malah berkata, “Engkau tidak mengerti kepedihanku“. Kemudian Rasulullah pergi. Dan salah seorang sahabat menegur ibu tsbt, ‘’Tahukah kau siapa yang barusan memberikanmu nasihat? Ia adalah Rasulullah’’. Kemudian ibu tsbt pergi mengejar Rasulullah dan mengatakan,’’Ya Rasulullah aku sabar, aku ridho’’. Tapi Rasulullah mengatakan,’’Sabar itu adalah pada benturan yang pertama’’.
‘’Tidaklah seorang hamba yang ditimpa musibah melainkan ia mengucapkan Innalillahi wa inna illaihi roojiún’’
(H.R. Muslim)
Derajat Sabar ialah dgn tidak ada kebencian (tidak mempertanyakan) terhadap musibah yang menimpa (KENAPA JADI/TERJADI SEPERTI INI.....misalnya). Sehingga yang harus ditampakkan adalah RIDHO, bahwa semua yang terjadi adalah atas kehendak-Nya. Sabar yang baik adalah bila orang yang tertimpa musibah tersebut tidak diketahui oleh orang lain (ia tidak mengumbar perihal musibahnya tsbt ke orang lain). Dan tidak dikeluarkan dari kata sabar apabila dgn linangan air mata.
Allahlah yang menurunkan penyakit dan memberikannya obat. Setiap penyakit diperlukan ilmu dan amal (ikhtiar). Agama dan ilmu merupakan jalan keluar dari setiap permasalahan yang ada.menjalani pengobatan tanpa henti dg mengacu pada ikhtiar Billah, bukan ikhtiar kesembuhan inilah sabar
Cara memperkuat/menumbuhkan sabar:
- Bermujahadah (bersungguh-sungguh); dengan pengetahuan yang kuat akan memperkuat agama dan iman
- Melatih dorongan Agama u/ melawan dorongan Hawa Nafsu; diperlukan PEMBIASAAN, seperti pembiasaan pada anak kecil juga dgn kekuatan agama
SYUKUR
Dalam sebuah hadist dikatakan:
`Sungguh aneh perkara orang mu´min, ketika diberi cobaan ia bersabar dan ketika diberi nikmat ia bersyukur`
Syukur berarti tidak hanya dalam hati mengakui tapi juga dalam ibadah dan amal perkataan.
Agar dapat bersyukur diperlukan:
1. Ilmu
2. Kondisi spiritual
3. Amal perbuatan
Pemberi segala nikmat adalah ALLAH, namun seringkali kita menganggap bahwa semua itu karena diri sendiri dan mengenyampingkan Allah. Bersyukur bukan tentang nikmat yang diberikan, tapi bersyukur kepada pemberi nikmat itu sendiri. Kita memberikan kegembiraan kita kepada pemberi nikmat akan nikmat tsbt. Namun seringkali syukur kita masih ditempatkan kepada nikmat & pemberian nikmat tsbt, bukan kepada ALLAH
NB : kata guruku.
"tidak akan menjadi orang yang baik di hadapan Allah dan Makluk selama orang tersebut tidak mau mengaji (memperdalam ilmu agama)"
Comments
Post a Comment